Dosen Unsulbar Manfaatkan Limbah Perikanan Tangani Kasus Anestrus Postpartum Pada Induk Sapi

Pelatihan pembuatan pakan konsentrat berbasis tepung limbah perikanan dilakukan tim Dosen Unsulbar pada Program Kemitraan Masyarakat Stimulus

Jurnalis : M Masdi

Unsulbar News, Majene — Lewat Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS), Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) tangani Anestrus Postpartum pada sapi.

Anestrus Postpartum sendiri merupakan kelainan pada induk sapi, dimana setelah melahirkan tidak lagi pernah menunjukkan tanda birahi untuk kembali dikawinkan.

Program tersebut melibatkan 4 dosen yakni Dr Sri Gustina, S Pt, M Si, Chairul Rusyd Mahfud, S Pi, M Si, drh Hendro Sukoco, M Si, dan Marsudi, S Pt M Si.

Serta melibatkan beberapa mahasiswanya yaitu Ikram Fajrul Ramli (Peternakan 2020), Risal, (Peternakan 2020), Arini Febrianti (Akuakultur 2020) dan M Rifai (Budidaya Perairan 2020).

Program kemitraan ini melibatkan kelompok peternak di Simemangan, Desa Tandung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

Diketahui salah satu faktor penyebab anestrus postpartum pada sapi adalah dari manajemen pemberian pakan dan kandungan nutrisinya yang tidak tercukupi.

Mengatasi kondisi itu, tim dosen Unsulbar ini kemudian membuat pakan ternak berbasis limbah perikanan.

“Kegiatan sosialisasi PKMS tersebut dilaksanakan selama 2 hari 21 hinggal 22 Agustus 2022 lalu,” terang Koordinator program kemitraan tersebut, Sri Gustina kepada Unsulbar News, Jumat (30/9/2022).

Gustina menjelaskan, Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu kabupaten dengan potensi hasil perikanan yang cukup melimpah.

“Namun, tingkat konsumsi ikan yang masih rendah menyebabkan banyaknya hasil perikanan yang tersisa,” bebernya.

Ikan dan sisa pengolahan tersebut hanya menjadi limbah pada saat puncak musim belum dikelola dengan baik.

Penumpukan limbah perikanan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan bau menyengat di masyarakat.

“Limbah-limbah perikanan dapat dimanfaatkan sebagai pakan lokal tambahan yang bisa menjadi salah satu sumber protein bagi ternak sapi,” tambah dosen tersebut.

Sehingga lewat program ini tim dosen Unsulbar kemudian melatih peternak memanfaatkan limbah perikanan yang mudah didapat dan dengan harga murah untuk jadi pakan.

Pakan dengan kandungan nutrisi baik ini akan memperbaiki kondisi tubuh induk-induk sapi bali agar dapat mempercepat munculnya berahi pertama ≤ 85 hari.

Lebih lanjut Gustina berharap dari usainya kegiatan tersebut masyarakat dapat lebih terampil dan meningkatkan pengetahuan.

“Harapannya, penghasilan dan pendapatan peternak meningkat dan juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok peternak dalam melakukan usaha-usaha dibidang peternakan khususnya pembuatan pakan konsentrat berbasis bahan pakan lokal termasuk limbah perikanan,” tutupnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
YouTube
YouTube
WhatsApp
Tiktok