
Penulis: Kelas Hubungan Internasional B 2023
Unsulbar News, Majene–Konflik di Semenanjung Korea telah menjadi perhatian global sejak akhir Perang Dunia II. Salah satu isu sentral dalam ketegangan kawasan tersebut adalah pengembangan program senjata nuklir oleh Korea Utara (DPRK). Dalam simulasi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilaksanakan sebagai bagian dari pembelajaran mata kuliah Diplomasi, Lobi & Negosiasi, para mahasiswa bertindak sebagai delegasi negara untuk menyampaikan sikap diplomatik terhadap isu tersebut.
Tulisan ini merangkum pernyataan resmi dari beberapa perwakilan negara, termasuk Korea Utara, Amerika Serikat, Rusia, dan Dewan Keamanan PBB, dalam merespon perkembangan program nuklir Korea Utara dan implikasinya terhadap stabilitas regional dan global.
Program nuklir Korea Utara adalah hak sah dan tak terpisahkan dari kedaulatan nasional kami. Program tersebut lahir karena adanya kebutuhan mempertahankan diri dalam dunia yang tidak adil dan penuh standar ganda. Korea Utara telah menyaksikan bagaimana negara-negara yang menyerah pada tekanan internasional menjadi korban invasi, kehancuran, dan penggulingan rezim. Contohnya jelas: Irak, Libya, dan Afghanistan. Kami tidak akan mengulang kesalahan mereka. Korea Utara tidak menolak prinsip denuklirisasi. Namun, hal ini harus mencakup penghapusan ancaman nuklir dari semua pihak, termasuk pangkalan militer AS di wilayah Korea Selatan dan sekitarnya. ¹Nur Syah Fitra (Delegasi Korea Utara)
Jika Korea Utara benar-benar menginginkan perdamaian, maka langkah pertama adalah menghentikan provokasi dan propaganda, dan menghormati semua pihak dalam negosiasi. Menyerang karakter negara tetangga hanya memperlebar jurang diplomatik dan menutup pintu menuju solusi damai. Amerika Serikat tetap terbuka untuk dialog yang jujur dan setara, namun dialog tersebut harus berdasarkan rasa hormat terhadap mitra kami, termasuk Korea Selatan. ²Rian Fikri Maulana (Delegasi Amerika Serikat)
Kami negara Rusia siap memberikan bantuan teknologi atau pelatihan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Korea Utara, sebagai jenis “imbalan” atas bantuan militer yang diberikan oleh Korea Utara terhadap negara kami sejak dimulainya perang dengan ukraina. ³Sashira Syaragova (Delegasi Rusia)
Dewan Keamanan PBB telah berulang kali menuntut agar DPRK menghentikan sepenuhnya, secara dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah (CVID) semua program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Pelanggaran berkelanjutan terhadap tuntutan ini menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap kehendak komunitas internasional dan merusak upaya diplomatik yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. ⁴Dewi Rostika S
Kami ingin mengajak DPRK untuk mempertimbangkan kembali lintasan yang ditempuh saat ini terkait program nuklir dan rudal balistik. Kami yakin bahwa masa depan yang lebih cerah dan lebih aman menanti DPRK jika memilih untuk berdialog dan bekerja sama dengan komunitas internasional. ⁴Dewi Rostika S (Dewan Keamanan PBB)
Simulasi sidang ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami dinamika diplomasi internasional yang kompleks. Melalui peran sebagai delegasi, mahasiswa dapat belajar menganalisis posisi politik luar negeri suatu negara, membangun argumen diplomatik, serta menyampaikan sikap resmi dalam forum multilateral.
Isu nuklir Korea Utara tidak hanya mencerminkan persoalan keamanan regional, tetapi juga menjadi simbol pertarungan narasi antara kedaulatan nasional dan kepentingan keamanan global.
Editor: Nurul Inzana Filail