
Jurnalis: Muhammad Rifaldi. B
Unsulbar News, Majene – Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kini telah memiliki Pusat Studi Asia Tenggara. Peresmian pusat studi ini dihadiri dan dilakukan oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI), pada Selasa (1/10).
Pantauan Unsulbar News, rombongan Kemenlu RI termasuk di dalamnya ada Kepala Pusat Strategis Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Vahd Nabil Achmad Mulachela.
Adapun rombongan disambut langsung oleh Rektor Unsulbar, Prof Dr Muhammad Abdy S Si M Si bersama jajaran Civitas Academica Unsulbar lainnya bertempat di kampus Unsulbar, Padang-padang, Selasa (1/10) pagi.
Diketahui kunjungan Kemenlu ke Unsulbar tersebut dengan beberapa agenda penting, selain peresmian pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar, juga bawakan kuliah umum dan penandatanganan kerja sama.
Harapan Rektor Prof Abdy
Kepada Unsulbar News, Rektor Unsulbar Prof Abdy menyampaikan harapan dengan hadirnya pusat studi ini, dimana sebagai wadah untuk berdiskusi menuangkan ide-ide tentang isu yang ada di kawasan Asia Tenggara.
“Berharap pusat studi ini menjadi tempat untuk berdiskusi, menjadi tempat menuangkan ide-ide tentang isu-isu Asia Tenggara, karena kita tau bahwa Kasawan Asia Tenggara itu cukup berpengaruh terhadap kawasan yang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut pimpinan Unsulbar tersebut menyampaikan bahwa kawasan Asia Tenggara ini merupakan kawasan yang sangat beragam dari segi budaya, ekonomi, keamanan, dan lingkungan. Sehingga dipandang perlu untuk melakukan kajian khusus untuk membahas hal tersebut.
“Kemudian Kasawan asia tenggara ini beragam budaya, ekonomi yang berbeda, isu keamanan dan perubahan lingkungan bisa mempengaruhi stabilitas yang ada di kawasan Asia tenggara, saya pikir perlu ada semacam kajian bagaimana strategi sehingga kawasan Asia tenggara ini bisa lebih stabil, ” tambahnya
Pengelola Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar
Kepala Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar yang baru diresmikan ini adalah Rezky Ramadhan Antuli S Ip M I Pol, merupakan dosen program studi Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial, Politik, dan Hukum (Fisiphum) Unsulbar.
Diwawancarai secara khusus, Rezky Ramadhan menyampaikan bahwa pusat Studi kawasan Asia Tenggara masih sangat terbatas untuk di wilayah timur Indonesia. Keuntungan tersendiri bagi Unsulbar karena dapat melakukan kerja sama Kemenlu RI.
“Mungkin bisa di chek bahwa Pusat Studi Asia Tenggara itu di wilayah Timur itu masih sangat terbatas dan ini merupakan salah satu keuntungan buat kita di Universitas Sulawesi Barat termasuk di prodi Hubungan Internasional, karena adanya kerja sama anatara kementerian Luar Negeri dengan Unsulbar,” ucap Rezky Ramadhan
Lebih lanjut pria itu menyampaikan bahwa saat ini mahasiswa harus mengetahui isu-isu internasional, termasuk isu di kawasan Asia Tenggara yang di mana kawasan ini sendiri memiliki banyak sekali potensi yang bisa di ulik dari segi ilmu pengetahuan.
“Nah dengan adanya Pusat Studi Asia Tenggara ini diharapkan mampu menjadi wadah dalam mahasiswa dan di dalamnya juga terdapat dosen atau para akademisi untuk bisa melakukan riset-riset terkait isu-isu yang ada di kawasan Asia Tenggara,” tambahnya
Adapun Pusat Studi yang telah diresmikan ini nanti akan dikelola oleh para dosen yang ada di Unsulbar yang mempunyai rumpun ilmu di dalamnya yang memang memiliki keterkaitan dengan isu-isu yang berkembang di Asean sendiri, posisi mahasiswa sendiri dapat menjadi asisten peneliti dari dosen tersebut.
“Nah ini akan di kelola oleh dosen-dosen ataupun para akademisi yang ada di Universitas Sulawesi Barat, jadi bukan hanya dosen-dosen di HI saja ini nanti juga akan tergabung dengan dosen-dosen dari prodi lain yang memang kaitan keilmuan nya itu memiliki hubungan atau relasi dengan isu-isu yang berkembang di kawasan Asia Tenggara,” ungkap Rezky Ramadhan
Pusat Studi ini merupakan salah satu yang di perjuangkan oleh dosen-dosen HI Unsulbar di mana sempat dilakukan kunjungan ke Kementerian Luar Negeri pada Agustus lalu yang bertujuan untuk mem follow up kembali terkait pembukaan Pusat Studi Asean
“Jadi kami terus follow up mulai dari pimpinan prodi kemudian pimpinan fakultas ataupun lembaga kerja sama Internasional Unsulbar dan Alhmdulillah baru tahun ini kementerian mempercayakan untuk bisa membuka Pusat Studi Asia Tenggara di kampus ini,” ucapnya.