
Jurnalis: Muhammad Rifaldi. B
Unsulbar News, Majene – Sebuah insiden terjadi di Gedung Kembar B Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), di mana plafon di lantai 3 runtuh akibat angin kencang disertai hujan deras pada Rabu, (25/12/2024).
Bangunan yang diresmikan pada 2022 itu mulai menunjukkan kerusakan yang dinilai membahayakan keselamatan mahasiswa dan penghuni lainnya.
Henri, mahasiswa jurusan Agroteknologi angkatan 2020, menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut. Ia menegaskan perlunya pemeriksaan menyeluruh terhadap kekokohan bangunan demi menghindari risiko yang lebih besar.
“Sebagai antisipasi, semua harus diperiksa kekokohannya, karna ini bisa saja berujung tragis bagi kami mahasiswa,” ucap Henri via WhatsApp, Kamis (26/12).
Henri juga bersyukur karena insiden ini terjadi saat libur kuliah, sehingga tidak ada korban jiwa. “Untung saja dalam keadaan waktu libur, coba seandainya ini waktu dimana proses kuliah aktif bahaya bisa jadi ada korban,” tambahnya.
Fasilitas Kampus yang Rusak Dinilai Mengancam Keselamatan Mahasiswa
Kerusakan fasilitas ini dinilai mengganggu kenyamanan dalam proses pembelajaran. Henri sebagai mahasiswa Unsulbar mendesak pihak kampus segera melakukan renovasi dan perbaikan menyeluruh pada bangunan yang berpotensi rusak akibat faktor cuaca.
“Ini tidak bisa didiamkan, renovasi ulang semua yang berpotensi rusak karena terpaan angin biasa dan faktor hujan, sudah berapa kali kejadian ini berulang dari dilantai 1 sampai lantai 3,” ungkapnya lebih lanjut.
Henri juga mengingatkan bahwa kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mahasiswa. Menurutnya, kerusakan seperti ini tidak dapat ditoleransi dan harus ditangani dengan serius.
“Kejadian ini tidak bisa dianggap biasa, ini mengandung traumatis bagi individu, orang sudah takut masuk kampus ketika hujan ataupun terpaan angin biasa. Ini secara tidak langsung sudah menyerang dan menyiksa pikiran dan batin ini masalah serius sebelum sampai menyerang dan menyiksa fisik,” jelasnya.
Akan Lakukan Demonstrasi Jika Tidak Direspons
Sebagai perwakilan mahasiswa, Henri berharap pihak kampus segera mengambil tindakan nyata untuk memastikan keamanan fasilitas perkuliahan. Ia menegaskan bahwa mahasiswa hanya ingin fokus belajar tanpa harus khawatir soal keselamatan.
“Kami tidak menginginkan hal yang tidak terduga itu terjadi bagi kami, cukup kami membayar SPP, jangan sampai ekonomi dibawah rata-rata harus menangung bayar perawatan bagi yang ditimpa musibah di ruang gedung perkuliahan,” ucapnya.
Mahasiswa tersebut memperingatkan akan melakukan aksi demonstrasi jika tuntutan perbaikan tidak segera ditanggapi.
“Kami meminta dan kami berharap agar ditanggapi dengan bukti nyata, kalau sampai hal ini masih terjadi di tahun 2025 kami akan hadir kembali menuntut secara demonstrasi,” tutupnya.
Editor : Ade Irma Sari